Senin, 03 November 2014

Cerpen

Kesetiaanku Bukan Rekayasa
Aku adalah anak SMA yang sekarang duduk di kelas XI MIA 2. Aku biasa dipanggil Vika, kan nama panjangku Vika Mahesa Rahmasari. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kota di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Bisa dibilang aku ini anak yang sering kali menciptakan cerita cinta untuk diriku sendiri bersama orang-orang yang sempat ada sangkut pautnya denganku. Maklumlah selagi masih muda aku sering sekali bergonta-ganti pacar. Tak masalah berhubung masih muda masih lajang saatnya bersenang-senang termasuk bersenang-senang dengan berbagai kisah cinta. Mungkin saat melakukannya belum terpikir dalam benakku apa itu arti cinta apa itu pacaran yang sebenarnya. Sehingga dengan mudahnya kubuat cerita cinta sesuai apa yang aku inginkan. Selama kurang lebih 2 tahun lamanya semua hal itu kulakukan tanpa memikirkan hati-hati yang menjadi korban cerita cinta yang kuciptakan.
Hingga suatu hari ku mengenal seorang lelaki yang bernama Deni. Saat itu aku masih duduk di bangku SMP tepatnya kelas 9 ketika udah selesai dalam menghadapi UNAS. Deni itu lelaki yang baik dan manis. Itulah hal-hal yang kuketahui ketika awal-awal ku kenal dengannya. Sebenarnya aku dan Deni jarang sekali berkomunikasi. Ketemuan pertamakupun tak begitu mengesankan. Namun, pertemuan keduaku tepatnya ketika hari sabtu malam minggu di sebuah tempat pertunjukan acara tanggal 25 Mei 2013 entah apa yang ada dibenaknya sehingga ia menembak (mengatakan cinta padaku). Benar-benar tak pernah terbesit di otak ku akan apa yang ia ungkapkan padaku. Yang anehnya lagi bagaimana bisa kuterima ungkapan cintanya padahal sebenarnya aku udah mempunyai seorang kekasih yang baru aja 5 hari jadian (pacaran). Kuputuskan untuk tetap menerima Deni namun di sisi lain aku tetap mempertahankan pacarku.
Banyak hal yang aku lakukan supaya nggk ketahuan kalau akupunya pacar lebih dari satu, itulah yang selalu bahkan menjadi kebiasaan yang aku lakuin kalau aku punya banyak pacar. Untung aja sih pacarku yang pertama nama depannya “D” sama kayak pacarku yang kedua, jadi lebih mudah rasanya menyembunyikan semua kebohongan ini, termasuk kalau lagi update status tuh di facebook ( Nggk punya hati) itulah aku dengan semua permain cintaku.
Seiring berjalannya waktu entah apa yang ada di benakku. Aku putuskan pacar pertamaku. . Entah kenapa aku ngrasa pengen tau rasanya pacaran yang terjalin diatas kesetiaan itu kayak gimana dan entah kenapa cowo yang aku pilih tuh Deni “kayak ada panggilan hati.” Hahaha :v Walaupun bisa dibilang di awal-awal kisahku dengan Deni hanya luka yang kurasakan. Semenjak kejadian sabtu itu Deni jarang sekali menghubungiku. Bagaikan matahari yang tak memancarkan sinarnya seperti halnya apa yang kurasakan saat itu. Tak ada kata sayang, kata cinta, perhatian bahkan sapaanpun tak pernah muncul dari mulutnya. Pada umumnya jika seseorang baru menjalin hubungan pasti bagaikan duni milik berdua tapi tidak dengan hubunganku ini. Kenapa aku justru memutuskan pacar pertamaku bukan Deni yang jelas-jelas seperti itu? Itulah pertanyaan yang sampai sekarang belum aku ketahui jawabannya. Terkadang aku berpikir dia hanya bermin-main dengan kata cinta yang ia lontarkan atau bahkan ada yang memintanya untuk membalaskan dendam padaku? Termasuk pertanyaan yang belum terjawab dan selalu terbesit di otakku samapi saat ini.
Seminggu sudah aku menjalin hubungan dengan Deni dan selama seminggu itu tetap saja tak berubah keadaannya. Lalu kucoba hubungi dia lewat sebuah SMS dengan inti aku ingin meminta kejelasan akan hubungan yang terjalin hanya sebatas status belakang. Aku ingin mengakhiri hubungan itu aku sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi. Namun, Deni meyakinkanku ingin tetap menjalin hubungan ini dan dia menggunakan beribu alasan untuk membuatku yakin akan hubungan yang harus dilanjutkan ini. Lebih baik dimulai dari awal lagi katanya. Apa sebenarnya yang ada di pikirannya? Belum juga aku tahu jawabannya sampai saat ini. Lalu, kuberi kesempatan padanya. Benar-benar bodoh atau bagaimana aku ini aku juga bingung aku terasa terhipnotis saat itu.
Setelah kejadian itu Deni banyak perubahan. Dia benar-benar menepati janjinya padaku untuk memperbaiki sikapnya. Dia begitu baik, perhatian, dewasa, manis juga walaupun nggak terlalu romantis sih. Semakin lama semakin ku dibuat nyaman olehnya. Dia benar-benar baik dan perhatian padaku. Sampai tiba saatnya pendaftaran di SMA. Setelah NUNku keluar aku diantarnya untuk mengurusi pendaftaran di calon sekolah baruku. Kemanapu aku pergi aku selalu diantar olehnya. Sayang aku tidak satu sekolah dengannya. Ketika sudah SMA rutin 2 kali dalam seminggu aku di jemput ketika pulang sekolah belum lagi terkadang ketemuan serta 2 minggu sekali aku dan Deni jadwalnya untuk keluar bersama. Serasa hampir setiap hari aku bertemu dengannya. Di tambah lagi dia sangat akrab denga ibu dan adikku. Sering dia datang ke rumahku untuk membantu adikku karena mereka berdua sama-sama hobby mengotak-atik motor. Sering pula ia membawakan sesuatu atau oleh-oleh untuk keluargaku. Nggk lupa juga sih setiap tanggal 25 aku selalu merayakan hari jadi kita lho. Hmmm cinta ini membunuhku membuatku tak bisa mengelak dengan rasa cinta yang benar-benar cinta bukan sekedar cinta-cintaan dan bukan sekedar cerita cinta yang kuciptakan.
Banyak sekali hal-hal yang kulakukan bersama. Semakin lama kumerasakan cinta dan sayang padanya. Banyak pula cara yang kulakukan untuk menguji seberapa sayangkah dia padaku. Lambat laun kupercaya akan kasih sayang dan ketulusan hatinya padaku. Rasa sayang ini semakin lama semakin membara. Entah kenapa sejak menjalin hubungan dengan Deni aku tak pernah berpikir untuk menduakannya. Banyak lelaki yang datang menghampiri tapi hatiku tak pernah goyah. Meski pernah terbesit dalam otakku akan rasa bosan padanya namun dengan penuh perjuangan kumengendalikannya dengan baik. Walaupun aku ini tipe orang crewet dan manja serta belum terlalu bisa berpikir dewasa tapi Deni dengan sabarnya memberikan nasehat dan hal-hal yang membuatku menjadi lebih baik. Memang aku ini orang yang keras kepala, banyak hal yang ia lakukan untukku tapi tak pernah kugubris. Sehari Dua hari sadar dan menjadi lebih baik tapi selanjutnya pasti kembali seperti semula. Hingga suatu hari Deni melontarkan sebuah kalimat “Mungkin kamu akan menjadi lebih baik ketika kita sudah tak bersama lagi.” Kalimat yang sampai saat ini masih tercatat jelas di otakku. Mungkin dia sudah lelah menghadapi sikapku yang penuh dengan keegoisan dan keras kepala ini. Sering kulakukan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman padahal dia sudah berubah demi aku namun, disaat dia berubah akupun juga berubah dengan sikap-sikap burukku.
Rasanya sudah 6 bulan ku menjalin hubungan bersama Deni namun begitulah aku masih tetap seperti yang dulu dengan keangkuhan dan keegoisannku. Entah kenapa aku semakin jarang bertemu dengannya. Terakhir kubertemu dengannya saat kami berdua melihat sebuah acara namun tak ada tanda-tanda buruk yang akan terjadi. Mungkin karena kita sama-sama sibuk dengan kegiatan baru di sekolah yang baru sehingga jarang ada waktu luang. Tapi semakin lama semakin ku rasakan  perubahan dari sikapnya. Tak ada perhatian tak ada keromantisan tak ada canda tawa diantara kami lagi. Semakin gundah rasanya kudibuat olehnya. Rasanya pikiranku penuh dengan kecurigaan-kecurigaan yang tanpa alasan. Sering kucoba menanyakan alasan perubahan sikapnya tapi jawaban yang kudapat tetap saja sama “kesibukan.” Banyak kata-kata yang menyakitkan kulontarkan padanya, seperti menuduhnya selingkuh, menuduhnya sudah bosan padaku namun tak ada tanggapan berarti darinya. Hingga suatu hari Deni mengirimkan sebuah pesan ke ponselku.
mungkin selama ini kamu menilai ku seperti ini, tapi ketahuilah sebenarnya aku lakuin ini agar aku tau sebesar apakah kamu berharap sama aku, jika kamu memang setia sama aku bertahan demi ini dan semua kan berubah walau tak secepatnya, aku memang salah tapi aku hanya ingin tau apa sama kamu kayak cewek yang aku kenal dulu yang hanya membalas kesetiaan aku dengan kata-kata atau dustaan, aku selalu setia dan mencoba memberi apa yang aku bisa agar kesetiaan itu lebih lama, tapi entah kesetiaan itu dibalas dengan kesetiaan juga atau tidak. Kuharap  kamu mengerti. Jika memang kamu udah ndak bisa, kamu boleh ninggalin aku walu sebenarnya aku masih suka sama kamu.
Kata-kata singkat yang membuat hatiku jauh lebih tenang dari sebelumnya. Aku benar-benar sayang padanya dan baru kali ini merasa yakin dengan seorang lelaki, yakin ia akan menjadi pasangaku kelak. Namun hubungan ini memang penuh dengan persoalan-persoalan yang membuatku sering mengeluh dan menyerah sehingga sering kali kata-kata putus kulontarkan. Sering ku ungkapkan keresahanku padanya namun kata-katalah yang ia gunakan untuk menanggapi keluhanku padanya. Apa yang terjadi padanya? Apa yang terbesit dipikirannya?Yang nggk pernah aku tau sampai saat ini.
Bulanpun berpindah dari Oktober ke Desember tapi tetap saja tak ada perubahan dari hubunganku. Inginku mengajaknya untuk berbicara berdua namun serasa tak ada waktu untukku. Hanya kegundahan yang kurasakan setiap hari. Dia sempat mengirimkan kata-kata singkat ke ponselku.
Jika aku marah bujuklah aku
Jika aku sedih peluklah aku
Jika aku bahagia itu pasti karenamu
Keadaan hubungankupun tak ada kejelasannya tapi kudapat kenyatakan yang membuatku begitu hancur serasa hati ini ditusuk oleh pisau yang tajam. Saat kubuka Facebooknya yang satunya ternyata foto sampul yang ia pasang adalah foto sampul seorang cewek yang aku tak mengenali itu cewek siapa. Langsung ku kirim SMS padanya dan ku ajak ia bertemu di dekat sekolahku. Ketika bertemu langsung kusemprot Deni dengan kata-kata yang mengungkapkan kecemburuan dan kemarahanku. Perdebatanpun terjadi antara aku dan Deni namun memang benar dia pandai bermain kata sehingga banyak alasan yang ia lontarkan padaku, entah itu benar atau tidak akupun tak tau. Dia selalu mengelak tuduhanku tetang perselingkuhannya. Semua itu kulakukan karena aku sayang dan benar-benar sayang padanya tapi itukah penghianatan yang kudapat dari kesetiaanku. Kenapa dia begitu tega melakukan hal sesakit ini padaku padahal inilah pertama kalinya kujalin hubungan atas dasar kesetiaan. Serasa sudah bingung apa yang harus kulontarkan lagi akupun meninggalkannya begitu saja.
Sesampainya di rumah ku kirim pesan ke ponselnya “kalau kamu sayang sama aku tinggalkan cewek itu dan hapus semua hal tentang dia entah di facebook maupun lainnya.” Tak lama kemudian dia balas pesanku “Akan kucoba dan akan ku usahakan.” Lalu dia kirim pesan lagi ke ponselku “Aku sudah melakukan hal-hal yang kamu inginkan, lalu bagaimana dengan hubungan kita?” kubalas pesannya “Aku akan berusaha menerimamu lagi.” Itu semua kulakukan semata-mata karena rasa sayangku padanya. Namun sejujurnya belum bisa ku mempercayai Deni dengan sepenuh hatiku. Mulailah kata-kata lagi yang ia kirim lewat ponselku.
Seandainya kalau aku masih bisa untuk berharap. Aku ingin kita tetap jaga hubungan ini walu sering ada persoalan, aku ingin kita jalani bersama dan aku ingin kamu sadari selama ini aku nggak pernah main-main denganmu Helena.
Hubungan kamipun mulai membaik hingga tepat tanggal 25 Desember 2013 tepat dimana 7 bulan kujalin hubungan dengannya dia mengirim sebuah pesan singkat padaku.
Di hari jadi yang ke tujuh ini emang aku beda sifat...., ma’afkan aku bila selalu menyakitimu
Tapi ku tak ingin kehilangan kamu aku masih sayang sama kamu...,
Begitu banyak kata-kata yang ia lontarkan padaku yang membuat hatiku semakin tak bisa berpaling darinya memang benar aklu sayang padanya dan aku mencintainya. Namun, di relung hatiku yang terdalam masih terbesit ketidak percayaan yang penuh dengan tanda tanya karena peristiwa yang sebenarnya terjadi diantara Deni dan cewek itu.
Tepatnya tanggal 1 Januari kuajak dia bertemu namun tak bisa dengan alsan lelah karena semalam dia tahun baruan. Mulai dehh kecurigaan menghantui pkikiranku. Dengan siapa dia pergi tahun baruan? Tanggal 2 kuajak lagi dia bertemu namun dia telat berjam-jam karena alasan mengantar ibunya berbelanja. Mungkin kesabaranku sudah habis saat itu sehingga kulontarkan kata “Putus” padanya. Semua terjadi begitu cepatnya. Salah siapa ini sebenarnya? Salahku? Karena tidak sanggup menjaga hubungan ini atau salahnya? Karena semenjak kenyataan yang kudapat lewat facebook itu aku sudah tidak bisa percaya sepenuhnya dengan Deni.
Kurasa ini semua berakhir karena salahku. Kecurigaan, kecemburuan, dan kemarahan yang selalu aku dahulukan namun kenyataannya tak seperti yang aku pikirkan. Baru ku tau kebenarannya ketika tuhh cewe sendiri yang bilang ke aku ketika aku lagi chattingan sama dia. Dia cerita banyak sekali sama aku termasuk mengenai apa yang terjadi diantara dia dan Deni. Sumpahhhh Aku nyesel banget sampai saat inipun masih sangat terasa penyesalan ini. Entah sampai kapan ini semua hilang.
Setelah putus darinya aku sudah berkali-kali mencoba menjalin hubungan sama cowo. Tapi percumah dan tak ada gunanya. Cowo-cowo itu tak mampu menggantikan posisi Deni di hatiku yang masih sangat amat kuat posisinya. Tapi kau dibilang aku berharap balikan sama dia rasanya juga enggk karena aku tau itu mustahil. Meskipun kalau ada kesempatan balikan aku mau sihh hahahaha. Cuman yang aku harapin saat ini hadirnya seorang cowo yang bisa gantiin posisinya Deni dihatiku. Aduhh tapi kapan? Udah hampir setahun setelah kejadian putusku sama Deni aku belum juga bisa menemukan seorang cowo sebagai penggantinya. Bahkan selama ini hanya sakit yang aku rasain karena mencoba menjalin hubungan sama orang yang nggk tepat dan nggk bisa gantiin posisinya si Deni.
Malang bener nih nasibku ya. Semoga aja aku cepet dapetin pengganti sang mantan. Bisa dibilang ini karma buatku karena selama ini aku selalu bermain-main dengan hati. Tak terhitung rasanya hati yang udah aku berantakin dan sekarang rasa sakit yang aku rasain bertubi-tubi tak tau kapan akan berakhir.
Yang pasti dan yang jelas aku lebih mengerti apa itu cinta aku lebih menghargai hati seseorang dan nggk akan menciptakan cerita cinta sesuka hatiku sendiri. Aku takut kena karma yang jauh lebih menyakitkan dari ini.




By. Helena DA Sandra ( Alecia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar