Kesetiaanku Bukan Rekayasa
Aku adalah anak SMA yang sekarang duduk
di kelas XI MIA 2. Aku biasa dipanggil Vika, kan nama panjangku Vika Mahesa
Rahmasari. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kota di Kabupaten
Kediri Provinsi Jawa Timur. Bisa dibilang aku ini anak yang sering kali
menciptakan cerita cinta untuk diriku sendiri bersama orang-orang yang sempat
ada sangkut pautnya denganku. Maklumlah selagi masih muda aku sering sekali
bergonta-ganti pacar. Tak masalah berhubung masih muda masih lajang saatnya
bersenang-senang termasuk bersenang-senang dengan berbagai kisah cinta. Mungkin
saat melakukannya belum terpikir dalam benakku apa itu arti cinta apa itu
pacaran yang sebenarnya. Sehingga dengan mudahnya kubuat cerita cinta sesuai
apa yang aku inginkan. Selama kurang lebih 2 tahun lamanya semua hal itu
kulakukan tanpa memikirkan hati-hati yang menjadi korban cerita cinta yang kuciptakan.
Hingga suatu hari ku mengenal seorang
lelaki yang bernama Deni. Saat itu aku masih duduk di bangku SMP tepatnya kelas
9 ketika udah selesai dalam menghadapi UNAS. Deni itu lelaki yang baik dan
manis. Itulah hal-hal yang kuketahui ketika awal-awal ku kenal dengannya.
Sebenarnya aku dan Deni jarang sekali berkomunikasi. Ketemuan pertamakupun tak
begitu mengesankan. Namun, pertemuan keduaku tepatnya ketika hari sabtu malam
minggu di sebuah tempat pertunjukan acara tanggal 25 Mei 2013 entah apa yang ada
dibenaknya sehingga ia menembak (mengatakan
cinta padaku). Benar-benar tak pernah terbesit di otak ku akan apa yang ia
ungkapkan padaku. Yang anehnya lagi bagaimana bisa kuterima ungkapan cintanya
padahal sebenarnya aku udah mempunyai seorang kekasih yang baru aja 5 hari jadian (pacaran). Kuputuskan untuk tetap
menerima Deni namun di sisi lain aku tetap mempertahankan pacarku.
Banyak hal yang aku lakukan supaya nggk
ketahuan kalau akupunya pacar lebih dari satu, itulah yang selalu bahkan
menjadi kebiasaan yang aku lakuin kalau aku punya banyak pacar. Untung aja sih
pacarku yang pertama nama depannya “D” sama kayak pacarku yang kedua, jadi
lebih mudah rasanya menyembunyikan semua kebohongan ini, termasuk kalau lagi update status tuh di facebook ( Nggk punya hati) itulah aku dengan semua permain cintaku.
Seiring berjalannya waktu entah apa yang
ada di benakku. Aku putuskan pacar pertamaku. . Entah kenapa aku ngrasa pengen
tau rasanya pacaran yang terjalin diatas kesetiaan itu kayak gimana dan entah
kenapa cowo yang aku pilih tuh Deni “kayak ada panggilan hati.” Hahaha :v Walaupun
bisa dibilang di awal-awal kisahku dengan Deni hanya luka yang kurasakan.
Semenjak kejadian sabtu itu Deni jarang sekali menghubungiku. Bagaikan matahari
yang tak memancarkan sinarnya seperti halnya apa yang kurasakan saat itu. Tak
ada kata sayang, kata cinta, perhatian bahkan sapaanpun tak pernah muncul dari
mulutnya. Pada umumnya jika seseorang baru menjalin hubungan pasti bagaikan
duni milik berdua tapi tidak dengan hubunganku ini. Kenapa aku justru
memutuskan pacar pertamaku bukan Deni yang jelas-jelas seperti itu? Itulah
pertanyaan yang sampai sekarang belum aku ketahui jawabannya. Terkadang aku
berpikir dia hanya bermin-main dengan kata cinta yang ia lontarkan atau bahkan
ada yang memintanya untuk membalaskan dendam padaku? Termasuk pertanyaan yang
belum terjawab dan selalu terbesit di otakku samapi saat ini.
Seminggu sudah aku menjalin hubungan
dengan Deni dan selama seminggu itu tetap saja tak berubah keadaannya. Lalu
kucoba hubungi dia lewat sebuah SMS dengan inti aku ingin meminta kejelasan
akan hubungan yang terjalin hanya sebatas status belakang. Aku ingin mengakhiri
hubungan itu aku sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi. Namun, Deni
meyakinkanku ingin tetap menjalin hubungan ini dan dia menggunakan beribu
alasan untuk membuatku yakin akan hubungan yang harus dilanjutkan ini. Lebih
baik dimulai dari awal lagi katanya. Apa sebenarnya yang ada di pikirannya?
Belum juga aku tahu jawabannya sampai saat ini. Lalu, kuberi kesempatan
padanya. Benar-benar bodoh atau bagaimana aku ini aku juga bingung aku terasa
terhipnotis saat itu.
Setelah kejadian itu Deni banyak perubahan.
Dia benar-benar menepati janjinya padaku untuk memperbaiki sikapnya. Dia begitu
baik, perhatian, dewasa, manis juga walaupun nggak terlalu romantis sih.
Semakin lama semakin ku dibuat nyaman olehnya. Dia benar-benar baik dan
perhatian padaku. Sampai tiba saatnya pendaftaran di SMA. Setelah NUNku keluar
aku diantarnya untuk mengurusi pendaftaran di calon sekolah baruku. Kemanapu
aku pergi aku selalu diantar olehnya. Sayang aku tidak satu sekolah dengannya.
Ketika sudah SMA rutin 2 kali dalam seminggu aku di jemput ketika pulang
sekolah belum lagi terkadang ketemuan serta 2 minggu sekali aku dan Deni
jadwalnya untuk keluar bersama. Serasa hampir setiap hari aku bertemu
dengannya. Di tambah lagi dia sangat akrab denga ibu dan adikku. Sering dia
datang ke rumahku untuk membantu adikku karena mereka berdua sama-sama hobby
mengotak-atik motor. Sering pula ia membawakan sesuatu atau oleh-oleh untuk
keluargaku. Nggk lupa juga sih setiap tanggal 25 aku selalu merayakan hari jadi
kita lho. Hmmm cinta ini membunuhku membuatku tak bisa mengelak dengan rasa
cinta yang benar-benar cinta bukan sekedar cinta-cintaan dan bukan sekedar
cerita cinta yang kuciptakan.
Banyak sekali hal-hal yang kulakukan
bersama. Semakin lama kumerasakan cinta dan sayang padanya. Banyak pula cara
yang kulakukan untuk menguji seberapa sayangkah dia padaku. Lambat laun
kupercaya akan kasih sayang dan ketulusan hatinya padaku. Rasa sayang ini
semakin lama semakin membara. Entah kenapa sejak menjalin hubungan dengan Deni
aku tak pernah berpikir untuk menduakannya. Banyak lelaki yang datang
menghampiri tapi hatiku tak pernah goyah. Meski pernah terbesit dalam otakku
akan rasa bosan padanya namun dengan penuh perjuangan kumengendalikannya dengan
baik. Walaupun aku ini tipe orang crewet dan manja serta belum terlalu bisa
berpikir dewasa tapi Deni dengan sabarnya memberikan nasehat dan hal-hal yang
membuatku menjadi lebih baik. Memang aku ini orang yang keras kepala, banyak
hal yang ia lakukan untukku tapi tak pernah kugubris. Sehari Dua hari sadar dan
menjadi lebih baik tapi selanjutnya pasti kembali seperti semula. Hingga suatu
hari Deni melontarkan sebuah kalimat “Mungkin
kamu akan menjadi lebih baik ketika kita sudah tak bersama lagi.” Kalimat
yang sampai saat ini masih tercatat jelas di otakku. Mungkin dia sudah lelah
menghadapi sikapku yang penuh dengan keegoisan dan keras kepala ini. Sering
kulakukan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman padahal dia sudah berubah demi
aku namun, disaat dia berubah akupun juga berubah dengan sikap-sikap burukku.
Rasanya sudah 6 bulan ku menjalin
hubungan bersama Deni namun begitulah aku masih tetap seperti yang dulu dengan
keangkuhan dan keegoisannku. Entah kenapa aku semakin jarang bertemu dengannya.
Terakhir kubertemu dengannya saat kami berdua melihat sebuah acara namun tak
ada tanda-tanda buruk yang akan terjadi. Mungkin karena kita sama-sama sibuk
dengan kegiatan baru di sekolah yang baru sehingga jarang ada waktu luang. Tapi
semakin lama semakin ku rasakan
perubahan dari sikapnya. Tak ada perhatian tak ada keromantisan tak ada
canda tawa diantara kami lagi. Semakin gundah rasanya kudibuat olehnya. Rasanya
pikiranku penuh dengan kecurigaan-kecurigaan yang tanpa alasan. Sering kucoba
menanyakan alasan perubahan sikapnya tapi jawaban yang kudapat tetap saja sama
“kesibukan.” Banyak kata-kata yang menyakitkan kulontarkan padanya, seperti
menuduhnya selingkuh, menuduhnya sudah bosan padaku namun tak ada tanggapan
berarti darinya. Hingga suatu hari Deni mengirimkan sebuah pesan ke ponselku.
mungkin selama
ini kamu menilai ku seperti ini, tapi ketahuilah sebenarnya aku lakuin ini agar
aku tau sebesar apakah kamu berharap sama aku, jika kamu memang setia sama aku
bertahan demi ini dan semua kan berubah walau tak secepatnya, aku memang salah
tapi aku hanya ingin tau apa sama kamu kayak cewek yang aku kenal dulu yang
hanya membalas kesetiaan aku dengan kata-kata atau dustaan, aku selalu setia
dan mencoba memberi apa yang aku bisa agar kesetiaan itu lebih lama, tapi entah
kesetiaan itu dibalas dengan kesetiaan juga atau tidak. Kuharap kamu mengerti. Jika memang kamu udah ndak
bisa, kamu boleh ninggalin aku walu sebenarnya aku masih suka sama kamu.
Kata-kata singkat yang membuat hatiku jauh lebih
tenang dari sebelumnya. Aku benar-benar sayang padanya dan baru kali ini merasa
yakin dengan seorang lelaki, yakin ia akan menjadi pasangaku kelak. Namun
hubungan ini memang penuh dengan persoalan-persoalan yang membuatku sering
mengeluh dan menyerah sehingga sering kali kata-kata putus kulontarkan. Sering
ku ungkapkan keresahanku padanya namun kata-katalah yang ia gunakan untuk
menanggapi keluhanku padanya. Apa yang terjadi padanya? Apa yang terbesit
dipikirannya?Yang nggk pernah aku tau sampai saat ini.
Bulanpun berpindah dari Oktober ke
Desember tapi tetap saja tak ada perubahan dari hubunganku. Inginku mengajaknya
untuk berbicara berdua namun serasa tak ada waktu untukku. Hanya kegundahan
yang kurasakan setiap hari. Dia sempat mengirimkan kata-kata singkat ke
ponselku.
Jika aku marah
bujuklah aku
Jika aku sedih
peluklah aku
Jika aku bahagia
itu pasti karenamu
Keadaan hubungankupun tak ada
kejelasannya tapi kudapat kenyatakan yang membuatku begitu hancur serasa hati
ini ditusuk oleh pisau yang tajam. Saat kubuka Facebooknya yang satunya
ternyata foto sampul yang ia pasang adalah foto sampul seorang cewek yang aku
tak mengenali itu cewek siapa. Langsung ku kirim SMS padanya dan ku ajak ia
bertemu di dekat sekolahku. Ketika bertemu langsung kusemprot Deni dengan
kata-kata yang mengungkapkan kecemburuan dan kemarahanku. Perdebatanpun terjadi
antara aku dan Deni namun memang benar dia pandai bermain kata sehingga banyak
alasan yang ia lontarkan padaku, entah itu benar atau tidak akupun tak tau. Dia
selalu mengelak tuduhanku tetang perselingkuhannya. Semua itu kulakukan karena
aku sayang dan benar-benar sayang padanya tapi itukah penghianatan yang kudapat
dari kesetiaanku. Kenapa dia begitu tega melakukan hal sesakit ini padaku
padahal inilah pertama kalinya kujalin hubungan atas dasar kesetiaan. Serasa
sudah bingung apa yang harus kulontarkan lagi akupun meninggalkannya begitu
saja.
Sesampainya di rumah ku kirim pesan ke ponselnya “kalau kamu sayang sama aku
tinggalkan cewek itu dan hapus semua hal tentang dia entah di facebook maupun
lainnya.” Tak lama kemudian dia balas pesanku “Akan kucoba dan akan ku usahakan.” Lalu dia kirim pesan lagi ke ponselku “Aku sudah melakukan hal-hal yang
kamu inginkan, lalu bagaimana dengan hubungan kita?” kubalas pesannya “Aku akan berusaha menerimamu lagi.” Itu
semua kulakukan semata-mata karena rasa sayangku padanya. Namun sejujurnya
belum bisa ku mempercayai Deni dengan sepenuh hatiku. Mulailah kata-kata lagi
yang ia kirim lewat ponselku.
Seandainya kalau
aku masih bisa untuk berharap. Aku ingin kita tetap jaga hubungan ini walu
sering ada persoalan, aku ingin kita jalani bersama dan aku ingin kamu sadari
selama ini aku nggak pernah main-main denganmu Helena.
Hubungan kamipun mulai membaik hingga
tepat tanggal 25 Desember 2013 tepat dimana 7 bulan kujalin hubungan dengannya
dia mengirim sebuah pesan singkat padaku.
Di hari jadi
yang ke tujuh ini emang aku beda sifat...., ma’afkan aku bila selalu
menyakitimu
Tapi ku tak
ingin kehilangan kamu aku masih sayang sama kamu...,
Begitu banyak kata-kata yang ia lontarkan padaku
yang membuat hatiku semakin tak bisa berpaling darinya memang benar aklu sayang padanya dan aku mencintainya.
Namun, di relung hatiku yang terdalam masih terbesit ketidak percayaan yang
penuh dengan tanda tanya karena peristiwa yang sebenarnya terjadi diantara Deni
dan cewek itu.
Tepatnya tanggal 1 Januari kuajak dia
bertemu namun tak bisa dengan alsan lelah karena semalam dia tahun baruan. Mulai
dehh kecurigaan menghantui pkikiranku. Dengan siapa dia pergi tahun baruan? Tanggal
2 kuajak lagi dia bertemu namun dia telat berjam-jam karena alasan mengantar
ibunya berbelanja. Mungkin kesabaranku sudah habis saat itu sehingga
kulontarkan kata “Putus” padanya. Semua terjadi begitu cepatnya. Salah siapa
ini sebenarnya? Salahku? Karena tidak sanggup menjaga hubungan ini atau
salahnya? Karena semenjak kenyataan yang kudapat lewat facebook itu aku sudah tidak bisa percaya sepenuhnya dengan Deni.
Kurasa ini semua berakhir karena
salahku. Kecurigaan, kecemburuan, dan kemarahan yang selalu aku dahulukan namun
kenyataannya tak seperti yang aku pikirkan. Baru ku tau kebenarannya ketika
tuhh cewe sendiri yang bilang ke aku ketika aku lagi chattingan sama dia. Dia
cerita banyak sekali sama aku termasuk mengenai apa yang terjadi diantara dia
dan Deni. Sumpahhhh Aku nyesel banget sampai saat inipun masih sangat terasa
penyesalan ini. Entah sampai kapan ini semua hilang.
Setelah putus darinya aku sudah
berkali-kali mencoba menjalin hubungan sama cowo. Tapi percumah dan tak ada
gunanya. Cowo-cowo itu tak mampu menggantikan posisi Deni di hatiku yang masih
sangat amat kuat posisinya. Tapi kau dibilang aku berharap balikan sama dia
rasanya juga enggk karena aku tau itu mustahil. Meskipun kalau ada kesempatan
balikan aku mau sihh hahahaha. Cuman yang aku harapin saat ini hadirnya seorang
cowo yang bisa gantiin posisinya Deni dihatiku. Aduhh tapi kapan? Udah hampir
setahun setelah kejadian putusku sama Deni aku belum juga bisa menemukan
seorang cowo sebagai penggantinya. Bahkan selama ini hanya sakit yang aku
rasain karena mencoba menjalin hubungan sama orang yang nggk tepat dan nggk
bisa gantiin posisinya si Deni.
Malang bener nih nasibku ya. Semoga aja aku cepet
dapetin pengganti sang mantan. Bisa dibilang ini karma buatku karena selama ini
aku selalu bermain-main dengan hati. Tak terhitung rasanya hati yang udah aku
berantakin dan sekarang rasa sakit yang aku rasain bertubi-tubi tak tau kapan
akan berakhir.
Yang pasti dan yang jelas aku lebih mengerti apa itu
cinta aku lebih menghargai hati seseorang dan nggk akan menciptakan cerita
cinta sesuka hatiku sendiri. Aku takut kena karma yang jauh lebih menyakitkan
dari ini.
By. Helena DA Sandra ( Alecia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar